Menu

SELAYANG PANDANG


Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto adalah rumah sakit ‘rujukan tertinggi’ Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1819 dengan nama awal “Groot Militair Hospitaal Weltevreden”. Sesuai dengan tujuan awal pembangunannya, RSPAD Gatot Soebroto kala itu digunakan untuk mengobati dan merawat serdadu Belanda yang sakit atau cedera dalam pertempuran melawan Pejuang Kemerdekaan Indonesia.


Sepanjang perjalanannya, RSPAD Gatot Soebroto banyak berjasa dalam perkembangan serta kemajuan dunia kesehatan/kedokteran di Indonesia, salah satunya adalah keberhasilan penelitian Dr. Christiaan Eijkman dalam menemukan penyebab beri-beri serta penemuan Vitamin B. Pada tahun 1851, di RSPAD Gatot Soebroto didirikan School voor Inlandsche Geneeskundigen (Sekolah Dokter Jawa), di mana 9 tahun kemudian menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi) atau dikenal pula dengan singkatan STOVIA.


Pada zaman penjajahan Jepang selama tiga setengah tahun, RSPAD Gatot Soebroto sempat menyandang nama “Rikugun Byoin” dengan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan kepada Tentara Dai Nippon. Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu, RSPAD Gatot Soebroto kembali berada di bawah Militaire Geneeskunde Dienst (Jawatan Kesehatan KNIL) dengan nama Legeer Hospital Batavia. Tidak lama setelah pengakuan kedaulatan RI, RSPAD Gatot Soebroto diserahkan kepada TNI AD dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Tentara Pusat (RSTP) dan sempat berganti menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), hingga kemudian berganti serta ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Loading…
Loading the web debug toolbar…
Attempt #